Ceritaku - Pesawat Kertas


PESAWAT KERTAS

Kejadian ini terjadi kira-kira sekitar beberapa tahun yang lalu saat aku berada di kelas 7 SMP di salah satu sekolah negeri kawasan di Surabaya, sebelum itu aku akan menjelaskan anak seperti apa aku ini. Aku adalah anak yang termasuk pendiam dan pemalu, dari dulu saat berada di bangku sekolah dasar aku terkenal tidak banyak bicara, setiap kali ibuku mengambil rapor selalu mendapatkan masukkan yang sama, mmm kata-kata yang sama dari mulut yang berbeda, “ Bu, anak ibu ini terlalu pendiam “ kata-kata itulah yang selalu keluar dari mulut wali kelasku saat ibuku datang ke sekolah untuk mengambil rapor, begitulah sedikit gambaran tentang diriku ini hahaha.

Oke kembali lagi ke suatu kejadian yang tak terlupakan, ya pada hari itu adalah hari dimana bisa dikatakan hari sial buatku, tepatnya saat mata pelajaran yang didamba-dambakankan para siswa, mata pelajaran yang hanya mendegarkan namanya saja sudah bikin hati senang bergembira, kalau jamkos :P, Benar sekali MATEMATIKA, hanya anak-anak yang memiliki kekuatan super power yang senang dan tahan dengan mata pelajaran ini, apalah dayaku yang hanya ordinary kid, seorang anak yang memfavoritkan mapel Penjas dan juga mapel Jamkos hehe, siang itu tepat dimana aku anak yang pendiam dan biasa-biasa saja ini membuat heboh satu kelas, aku sendiripun heboh dibuatnya, kejadian yang membuat hatiku berdegup kencang  bak suami yang tercyduk berduaan dengan seorang biduan.

Saat itu suasana kelas yang sedikit tenang  dengan semilir suara-suara kecil dari para murid didalam kelas , mereka berbincang-bincang selagi Pak Guru menuliskan materi di papan, akupun tidak mau ketinggalan meskipun aku pendiam bukan berarti aku tuna wicara ya, jangan salah, aku juga bicara sedikit-sedikit, waktu itu aku sedang berbicara dengan dua orang temanku sebut saja namanya Eng dan Zon, kami sedang membicarakan hal-hal yang cukup penting sih seperti kenapa pesawat kalo belok nggak pakai lampu sein, hal-hal penting seperti itulah yang kami bicarakan, ngomong-ngomong soal pesawat kejadian kali ini tidak jauh dengan yang namanya pesawat, pada waktu itu selagi mereka berdebat tentang pesawat aku yang bosan mendengar ocehan mereka mencoba untuk menyalurkan teori-teori yang telah aku dapatkan dari pembicaraan kami sebelumnya, tepat sekali, aku mencoba untuk membuat pesawat dari selembar kertas yang aku ambil dari tengah-tengah halaman buku tulis Matematika, daripada kertasnya kebuang sia-sia nggak dipakek ya nggak?

Sedikit demi sedikit aku merancang sebuah kerangka pesawat, dengan lipatan yang sama di kedua sisi serta sedikit keterampilan tangan yang sudah kulatih pada mapel seni budaya, serta sentuhan terakhir dari keyakinan jiwa jadilah sebuah pesawat kertas yang tercipta di saat pelajaran MATEMATIKA, keren bukan? ,tentu saja hasil karyaku tersebut aku pamerkan kepada dua orang temanku tadi, tapi sepertinya jiwa seni mereka tidak sampai untuk memahami nilai estetika yang terkandung dalam hasil karyaku tersebut, terlihat dari wajah mereka yang datar dan biasa-biasa saja, setelah selesai memamerkan hasil karyaku tadi aku sedikit berpikir sepertinya ada yang kurang aku pikir tidak asyik dong kalo cuma dipamerkan,tiba-tiba terlintas dikepalaku bagaimana kalo di uji langsung ke lapangan? Nah tanpa basa basi aku segera mengambil ancang-ancang , pesawat ku angkat mendekati mulut untuk diisi bahan bakarnya dengan cara memberi tiupan nafas dari mulut Hah!! Hah!! , setelah itu pesawat kutarik ke belakang menggunakan tangan kanan, tangan kiri sedang mengukur jarak dan juga mengukur kecepatan angin supaya tidak salah mendarat, kedua temanku terpaku melihatnya, aku serasa menjadi pailet sungguhan , mungkin kedua orang tuaku akan bangga melihatnya.

Setelah semuanya siap dan sudah kuperhitungkan sebelum kuterbangkan pesawat tersebut aku berandai-andai pasti pesawatku akan melaju lurus dan kencang bagaikan F-15 Eagle, dengan keyakinan dan kemantapan hati aku menganyunkan tangan kananku sekuat tenaga disertai kuda-kuda yang sempurna, Wussshhhh!!! Terbanglah maha karyaku yang sempurna, pesawatku akhirnya melaju lurus kedepan, wajahku waktu itu sungguh berbinar-binar, disusul dengan wajah syok Eng dan Zon, hehe sekarang kalian kagum kan dengan maha karyaku huahuhua... entah kenapa waktu itu aku berhenti tertawa, ternyata bukan itu alasan kenapa mereka syok, maha karyaku yang aku damba-dambakan yang tadinya terbang lurus menembus sawang-sawang berbelok 90° ke kiri menuju ke depan ke arah papan tulis, dan di sana sudah berdiri Pak Guru yang sedang menulis, yang tadinya aku merasa bangga dan kagum akan hasil karyaku berbalik menjadi goncangan hati, inginku berteriak tetapi aku takut image ku sebagai anak yang pendiam yang aku jaga bertahun-tahun akan musnah begitu saja, aku seratus persen yakin sudah memperhitungkan dengan baik, sudah kuperhitungkan setiap sudut dan juga jaraknya, akan aku beri gambaran mengenai hal tersebut, bayangkan posisi pak guru berada di utara dan aku meluncurkan maha karyaku ke arah timur, entah kenapa dia bisa berbelok 90° padahal tidak ada angin tidak ada hujan , dari hal ini bisa disimpulkan teman-teman, dengarkan saat guru Matematika menjelaskan jangan sibuk membuat hal yang tidak berguna okee.

Semua murid dikelas melihat pergerakan pesawat itu yang perlahan-lahan menuju tepat kearah dimana Pak Guru berdiri, disitulah momen-momen yang membuatku tersiksa batin sungguh hal yang mengerikan, hal yang tidak pernah kulakukan sebelumnya, Eng dan Zon masih terbelalak , akhirnya akupun pasrah, aku tidak kuat menghadapi hal tersebut. Pesawat itu semakin mendekati Pak Guru dimana semakin dekat hatiku semakin berdegup kencang, apakah ini yang dinamakan.....BENCANA. benturan pun tidak dapat dihindari, pesawat tersebut dengan polosnya menabrak bahu sebelah kanan Pak Guru , psshh, Semua murid didalam kelas syokk, apakah perjalananku harus berakhir disini, haruskah aku pergi ke ruang BK, akankah rekor ku sebagai siswa pendiam akan sirnaa? Uwaaaaaaa!!!, Setelah pesawat tersebut menyentuh bahu Pak Guru pesawat tersebut terjatuh ke lantai, perlahan kepala Pak Guru mulai bergerak , dengan tatapannya yang tajam dia melihat tumbangnya pesawat yang polos tersebut ke lantai, tanpa sepatah kata dia kembali menulis dipapan. Whaaattt?? Apakah ini seriuss? Semua murid bergunjing lahh kenapa tidak ada hukuman? Kenapa Pak Guru tidak marah? Ahh benar-benar sialan mereka tapi aku juga bertanya-tanya Kenapa dia tidak marah? Apakah dia salah satu malaikat yang sedang menjelma? Aku benar-benar merasa lega waktu itu dengan keringat dingin aku kembali duduk dan bersikap biasa saja, woaahh sungguh menegangkan, untung Pak Guru baik hati, pikirku.

Setelah itu Pak Guru menjelaskan apa yang dia tulis di papan, dan pelajaran berjana seperti biasa, tapi kali ini bedanya aku mendengarkan dengan keringat dingin, dan tidak lama kemudian bel pulang berbunyi, kita semua bersiap-siap setelah itu berdoa, di titik inilah aku sungguh benar-benar legaa, dan aku menyesal dengan apa yang sudah kuperbuat, “ Semuanya jangan pulang dulu” sampai tiba dimana kata-kata tersebut menggema, membuat jantungku dimana pada awalyna 60 BPM melesat hingga 180 BPM, “ Siapa tadi yang melempar pesawat?” Dengan serentak tanpa komando dari siapa-siapa, semua murid menunjuk kami bertiga, Eng dan Zon masih terbelalak, “ Oke kalian bertiga besok temui saya dengan membawa 100 pesawat kertas, tidak ada alasan apapun, jika kalian masih ingin mengikuti kelas saya” Wahh baguss sekali pikirku, eehh enggak-enggak bercanda, pada saat itu Eng dan Zon berhenti terbelalak dan mulai membela diri mereka, ya memang sih ini bukan salah mereka, tapi siapa suruh ramai membahas pesawat :P

Keesokan harinya kami harus memenuhi apa yang pak guru minta, untung cuma 100 jadi nggak perlu minta bantuan jin, skill keterampilan kami diuji , untuk menghemat kertas kami membuat 4 pesawat dari selembar kertas, yang penting kan berbentuk pesawat hahaha:D, ya meskipun dua temanku itu tidak salah tapi mereka masih membantuku membuat pesawat tersebut, benar-benar teman yang baik :D meskipun sedikit ngomel. Setelah selesai kami mengumpulkan hasil kerja keras kami ke pada Pak Guru, entah mau dibuat apa pesawat-pesawat tersebut, ahh biarlah pikirku yang penting hukuman kami selesai. Dan kalian tahu apa yang terjadi pada pesawat-pesawat tersebut? Tepatnya dua tahun setelah itu kami pergi ke ruang serbaguna untuk mengumpulkan tugas kami, saat kami membuka sebuah lemari, tadaaaaa ternyata selama ini mereka bersemayam di tempat yang gelap ini, maha karyakuuu yang mungilllll sungguh membuatku terharu T_T.

Nah itulah ceritaku yang sungguh tidak terlupakan, cerita yang memalukan. 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »